Pages

Selasa, 28 Februari 2012

Sepenggal Kisah di KKM ( kuliah kerja nyata mahasiswa)

Mahasiswa peserta kuliah kerja nyata (KKN) diminta proaktif membangun kesadaran masyarakat di bidang pendidikan (lampungpost).
mendengar kalimat tersebut tentu sudah tidaklah aneh dalam dunia masyarakat dan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi atau bahasa kerennya universitas. tepat kuranglebih 1 bulan yang lalu UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNNG DJATI BANDUNG mengadakan program KKN yang dirubah menjadi KKM (kuliah kerja nyata mahasiswa). g jauh beda padahal, katanya ingin ngerubah image KKN yang lebih akrab dengan Kolusi, korupsi dan nepotisme.
menurut DEPDIKNAS KKN/KKM
merupakan bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi terutama penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarkat dengan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi dan potensi masyarakat sebagai perwujudan dari, oleh dan untuk masyarakat.
dengan tema "study, mengabdi dan memberi solusi" KKM UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengadakan KKN/KKM di daerah Bandung. dengan tema tersebut, mahasiswa dituntut untuk mengaplikasikan teori-teori dari bangku kuliah ke dalam masyarakat secara real. niat tersebut memang mulia, karena jika kita (mahasiswa) tak dapat mengamalkan ilmu tersebut, sebagai pemeluk agama islam saya berkeyakinan bahwa ilmu tersebut akan jadi azab buat diri sendiri jika tidak di amalkan.
dengan sedikit keyakinan yang dibumbui oleh segudang harapan, kami dituntut dalam waktu yang relatif amat sangat singkat untuk mampu merangkai sebuah rencana yang berlabelkan "progran kerja" dan langsung diaplikasikan ke masyarakat secara langsung hanya dengan persiapan kurang lebih 7 hari saja. ( sungguh terlalu).
program tersebut memang berjalan sebagaimana yang direncanakan, namun apa yang menjadi niat awal hanya menjadi bumbu penyedap, dan mungkin hanya terasa sebagian mahasiswa saja yang benar-benar mewujudkan niat awalnya. lagi-lagi kaum formal dan kaum hedon merajai elemen-elemen yang terkait dengan hal tersebut.
sebagai mahasiswa saya amat merasakan bagaimana kita hidup di dunia kampusdengan hidup di dunia masyarakat itu amatlah berbeda, apa yang kita sebut ideal hanya akan menjadi penghalang. apa yang kita sebut proposional hanya akan menjadi rintangan, dan apa yang kita idam-idamkan seperti halnya teori yang digembor-gemborkan di bangku kuliah cuma menghiasi imajinasi yang tidak mempunyai tepi.
"hidup dikampus dengan dimasyarakat itu beda" .itu yang aku dapat simpulkan, dan menurutku tugas selanjutnya adalah bagaimana kita mengambil nilai-nilai terbaik di bangku kuliah untuk di aplikasikan dengan cara menyesuaikannya dan menjadikannya indah dengan seni "pendidikan" yang kita miliki.dan pastinya membuang jauh-jauh arogansi kita sebagai diri yang menyebut kita "MAHASISWA".