Keterampilan generik sains
adalah keterampilan yang dapat digunakan
untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan berbagai masalah sains.
Dalam satu kegiatan ilmiah, misalnya kegiatan memahami konsep, terdiri dari
beberapa kompetensi generik. Kegiatan-kegiatan ilmiah yang berbeda dapat
mengendung kompetensi-kompetensi generik yang sama. Ciri dari pembelajaran sains melalui
keterampilan generik sains adalah membekalkan keterampilan generik sains kepada
siswa sebagai pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Brotosiswoyo
dalam Sunyono 2009 : 8). Menurut Liliasari dkk (2007) Keterampilan generik kimia adalah
kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan kimia yang
dimilikinya.
Menurut Brotosiswoyo (dalam Sunyono : 2009) kemampuan generik sains dalam
pembelajaran IPA dapat dikategorikan menjadi 9 indikator yaitu: (1) pengamatan
langsung (direct observation); (2)
pengamatan tak langsung (indirect
observation) (3) kesadaran tentang skala besaran (sense of scale); (4) bahasa simbolik (symbolic languange); (5) kerangka logika taat-asas (logical self-consistency) dari hukum
alam; (6) inferensi logika; (7) hukum sebab akibat (causality); (8) pemodelan matematika (mathematical modeling); (9) membangun konsep (concept formation).
Berikut
ini penjelasan dari setiap
keterampilan generik sains tiap
indikator:
1.
Pengamatan
tak langsung
Pengamatan tak langsung adalah
mengamati suatu objek dengan menggunakan alat bantu berupa media-media yang
mendukung. Menurut Taufiq
(2009:25) Pengamatan tak langsung adalah
pengamatan yang menggunakan alat bantu karena keterbatasan alat indera
kita Dalam melakukan
pengamatan langsung, alat indera yang digunakan manusia memiliki keterbatasan. Oleh karena itu,
untuk mengatasi keterbatasan tersebut manusia
melengkapi diri dengan
berbagai peralatan. Beberapa gejala alam lain juga terlalu berbahaya jika kontak langsung dengan tubuh manusia,
seperti arus listrik, zat-zat kimia beracun,untuk mengenalnya diperlukan
alat bantu seperti amperemeter, indikator dan lain-lain. Cara ini dikenal
sebagai pengamatan tak langsung (Ikhsanudin, 2007:18)
2.
Pengamatan
langsung
Pengamatan langsung adalah mengamati objek
secara langsung dengan menggunakan
alat indera. Alat indera tersebut berupa
indera penglihatan, pendengaran, peraba, pengecap dan penciuman. Sebagai
contoh, indera penglihatan ketika kita menimbang
gula pasir pada timbangan. Pada indera peraba, saat kita mencelupkan tangan ke
dalam air yang dingin kemudian masukkan kembali tangan dalam air lain yang lebih hangat, maka terasa
perbedaan antara keduanya. Contoh indera pendengaran, misalnya ketika mendengar sirine mobil
yang mendekat
terdengar suara sirine akan semakin kuat. Contoh indera pengecap, saat kita membedakan rasa
gula yang manis dan rasa garam yang asin. Contoh indera penciuman,
misalnya saat kita naik gunung berapi yang masih aktif, di dekat kawahnya
akan tercium bau belerang yang sangat kuat. Aspek pendidikan yang dapat muncul dari pengamatan adalah
kesadaran akan batas-batas ketelitian yangdapat diwujudkan dan sikap jujur
terhadap hasil pengamatan. Baik indera kita maupun alat bantu yang kita gunakan dalam
pengamatan mengandung keterbatasan,
dan itulah sebabnya kita mengenal teori ketidakpastian dalam pengukuran (Taufiq, 2009 : 25).
3. Kesadaran tentang skala besaran
Kesadaran tentang skala besaran
adalah suatu bentuk sikap dan pemikiran untuk mempelajari ukuran yang tak
sesuai dengan ukuran benda yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti
ukuran molekul protein, elektron dan waktu paruh (Liliasari, 2007).
4. Bahasa simbolik
Bahasa simbolik adalah bahasa
yang digunakan untuk mengungkapkan perilaku alam yang tidak bisa dijelaskan
oleh bahasa sehari-hari (Kaniawati, 2009:5-6). Dalam kimia misalnya
termodinamika yang hanya bisa dijelaskan dengan persamaan dalam mengungkapkan
kebenaran suatu fenomena.
5. Kerangka logika taat azas
Kerangka logika taat azas adalah
suatu pemikiran yang muncul karena adanya keganjilan tentang beberapa hukum
yang menjelaskan suatu gejala alam yang sama (Liliasari, 2007). Contoh kerangka
logika taat azas adalah ditemukannya teori relativitas Einsten yang
menghubungkan keganjilan hukum mekanika Newton dengan hukum elektrodinamika Maxwell.
6. Inferensi logika
Inferensi logika adalah suatu penarikan
kesimpulan logika berdasarkan apa yang telah didapat dari informasi yang mereka
peroleh (Wikipedia, 2012).
7. Hukum sebab akibat
Hukum
sebab-akibat adalah suatu aturan yang muncul
karena adanya suatu perilaku atau tindakan yang telah dilakukan. Contoh hukum
sebab akibat dalam kimia misalnya apabila
konsentrasi pereaksi diperbesar, maka reaksi berlangsung lebih cepat (Liliasari, 2007).
Pada suatu kesetimbangan kimia akan terjadi pergeseran kesetimbangan apabila
diberikan reaksi terhadap kesetimbangan tersebut. Misalnya kesetimbangan akan
bergeser ke arah yang berlawanan dengan arah penambahan zat, suatu reaksi
eksoterm akan berlangsung baik apabila suhu sistem diturunkan. Penjelasan dari
gejala ini dapat dijawab berdasarkan hukum sebab-akibat.
8. Pemodelan matematik
Pemodelan matematik adalah suatu
rumus yang melukiskan hukum-hukum tentang gejala alam baik itu kuantitatif
maupun kualitatif yang ungkapannya menggunakan bahasa matematik (Kaniawati,
2009:6).
9. Membangun konsep
Membangun
konsep adalah mengembangkan lebih lanjut ide dari suatu objek atau proses untuk memahami suatu
gejala alam yang tidak bisa dipahami dengan bahasa sehari-hari.
(Liliasari, 2007).